PERANCANGAN BASIS DATA - ANALISIS DAN PERANCANGAN BASIS DATA
Assalamualaikum wr.wb., kali ini kita akan membahas materi Perancangan Basis Data mengenai Analisis dan Perancangan Basis Data. Materi ini berisi :
1.
Perancangan Basis Data
2.
Database Development Lifecycle
3.
Fase Perancangan Basis Data
4.
Entity Relationship Diagram (ERD)
1.
Perancangan Basis Data
Perancangan Database / Basis Data adalah proses untuk
menentukan isi dan pengaturan data yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai
rancangan sistem (ocw.upj.ac.id).
Menurut
pemahaman saya, Perancangan Database / Basis Data adalah
proses memberikan kerangka kerja dan pemilihan keputusan mengenai rancangan
agar dapat mengolah database yang diinginkan.
Tujuan Perancangan
Database :
- Pemenuhan
informasi yang berisikan berbagai kebutuhan user secara khusus dan aplikasinya.
- Mempermudah
pengertian struktur informasi.
- Mendukung
kebutuhan-kebutuhan pemrosesan dan beberapa obyek penampilan (response
time, processing time, dan storage space)
2.
Database Development Lifecycle
Database
system development lifecycle merupakan komponen
yang penting di dalam sistem basis data dan aplikasi dari database lifecycle berkaitan dengan sistem informasi yang ada.
Untuk sistem basis data yang kecil dengan pengguna yang jumlahnya sedikit,
siklus hidup pengembangan sistem basis data tidak harus kompleks, tetapi jika
sistem basis data yang didesain untuk ukuran skala menengah hingga besar dengan
ribuan pengguna maka siklus hidupnya akan menjadi kompleks (Nindy Arahmah
Setyowati, dictio.id)
Berikut penjelasan dari
tahap-tahapan siklus dari database di atas :
1. Database Planning
Kegiatan
manajemen untuk merealisasikan tahapan awal
dari siklus hidup sistem basis data. Terdapat 3 strategi dalam planning :
·
Menentukan sistem informasi yang diperlukan sebagai
identifikasi tujuan client
·
Mengevaluasi sistem informasi yang ada
·
Melakukan analisa peluang yang mungkin
dapat menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Terdapat
dua metodologi yang digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu mendefinisikan mission statement dan
mendefinisikan mission objectives.
2.
Definition System
Tujuan
proses ini untuk menetapkan batasan dari sistem basis data dari sudut pandang pengguna.
3.
Requirement Collection and Analysis
Pengumpulan
dan analisis informasi tentang kebutuhan
pengguna yang nantinya dapat dilayani oleh sistem basis data yang baru.
4. Database Design
Merupakan
proses untuk membuat desain yang dapat mendukung operasional dan tujuan
perusahaan.
Tujuan
desain basis data, antara lain :
·
Menunjukkan relasi data antara data yang
dibutuhkan oleh aplikasi dan user view
·
Menciptakan model data yang mendukung seluruh
transaksi yang diperlukan
·
Membuat desain dengan struktur yang
sesuai dengan kebutuhan sistem
Terdapat
tiga fase yang akan dilalui dalam membuat desain basis data, yaitu:
·
Conceptual Database Design
: Proses membangun suatu model data & informasi yang lebih menekankan konsep.
·
Logical Database Design
: Proses membangun model dari informasi yang telah diperoleh
berdasarkan model data khusus
·
Physical Database Design
: Proses dari pembuatan yang menjelaskan implementasi basis data yang menggambarkan struktur penyimpanan
dan metode akses yang akan digunakan mencapai akses yang efektif.
4.
DBMS Selection
Melakukan
pemilihan aplikasi yang tepat sehingga dapat mendukung sistem basis data yang akan dibuat. Memilih DBMS dapat
menggunakan langkah berikut :
·
Melakukan studi referensi.
·
Mencatat beberapa produk yang akan di evaluasi untuk
digunakan.
·
Evaluasi produk tersebut.
·
Buat laporan yang memuat rekomendasi
produk.
5.
Application Design
Perancangan user interface dan program
aplikasi yang digunakan dan memproses basis data tersebut. Terdapat dua aktivitas
yang perlu diperhatikan :
·
Transaction design
·
User interface design
6.
Prototyping (opsional)
Membangun
prototipe model kerja dari aplikasi basis data tersebut. Tujuannya :
·
Mengidentifikasi fitur sistem yang sedang berjalan.
·
Memberikan perbaikan atau penambahan
dari fitur baru.
·
Mengklarifikasi kebutuhan user
·
Evaluasi kelayakan dan kemungkinan apa
yang terjadi dari desain sistem.
7.
Implementation
Realisasi
basis data dan rancangan aplikasinya secara
fisik. Implementasi basis bata dapat dicapai dengan menggunakan:
·
DDL untuk
membuat skema basis data dan database file yang
kosong.
·
DDL untuk
membuat user view yang diinginkan.
·
3GL atau 4GL untuk membuat program
aplikasi.
8.
Conversion Data and Loading
Merupakan
proses pemindahan data lama ke dalam basis data yang baru serta mengkonversikan
aplikasi yang sudah ada sehingga dapat digunakan ke basis data yang baru (jika
basis data baru menggantikan basis data lama).
9.
Testing
Proses
menjalankan sistem basis yang bertujuan untuk
menemukan celah / error.
10.
Operational Maintenance
Proses
montoring dan memelihara instalisasi sistem basis data. Pada tahapan ini, kegiatan yang
termasuk di dalamnya adalah :
·
Pengawasan kinerja sistem.
·
Pemeliharaan dan pembaruan aplikasi
dari basis data tersebut.
·
Penggabungan kebutuhan yang baru ke
dalam aplikasi basis data.
3.
Fase Perancangan Basis Data
Fase
1 : Pengumpulan data dan analisa
Tahap awal adalah
mengidentifikasi berbagai kebutuhan calon
pemakai lalu di-analisis kesesuaiannya . Aktifitas pengumpulan data dan
analisa :
1. Menentukan kelompok pemakai dan
bidang-bidang aplikasinya
Menentukan
aplikasi utama dan kelompok user yang akan menggunakan database.
2. Peninjauan dokumentasi yang ada
Menganalisis
dokumen yang berhubungan dengan aplikasi (seperti :
kebijaksanaan-kebijaksanaan, form, report, dan bagan organisasi). Dokumen
kemudian ditinjau kembali untuk menguji apakah dokumen tersebut berpengaruh
terhadap kumpulan data dan proses spesifikasi.
3. Analisa lingkungan operasi dan pemrosesan
data
Menganalisis
informasi yang sekarang dan yang akan datang, arus informasi dalam sistem, termasuk
juga analisa jenis & frekuensi transaksi (dengan I/O-nya yang rinci).
4. Daftar pertanyaan dan wawancara
Menulis
tanggapan-tanggapan dari pertanyaan yang telah dikumpulkan dari para pemakai
database yang berpotensi.
Melakukan
wawancara dengan ketua kelompok pemakai sehingga input
yang banyak dapat diterima dari mereka dengan memperhatikan informasi yang berharga
dan mengadakan prioritas.
Fase
2 : Perancangan database secara konseptual
Perancangan ini bertujuan
menghasilkan skema konseptual untuk database yang tergantung pada sebuah DBMS
yang spesifik. Disini seringkali menggunakan high-level data model seperti
ER/EER model. Fase perancangan database secara konseptual mempunyai 2 aktifitas
paralel :
1.
Perancangan
skema konseptual : menguji kebutuhan-kebutuhan data dari
suatu database yang merupakan hasil dari fase 1, dan menghasilkan sebuah
conceptual database schema pada DBMS independent model data tingkat tinggi
seperti EER (enhanced entity relationship) model.
2.
Perancangan
transaksi : menguji aplikasi-aplikasi database
dimana kebutuhan-kebutuhannya telah dianalisa pada fase 1, dan menghasilkan perincian
transaksi untuk menciptakan karakteristik dari rancangan sistem.
Fase
3 : Pemilihan DBMS
Pemilihan database di
tentukan oleh beberapa faktor, diantaranya : faktor teknik, ekonomi, dan
politik organisasi. Contoh faktor teknik : keberadaan DBMS dalam menjalankan
tugasnya seperti jenis-jenis DBMS (relational, network, hierarchical, dll),
struktur penyimpanan, dan jalur akses yang mendukung DBMS, pemakai, dll.
Faktor-faktor ekonomi
dan organisasi yang mempengaruhi satu sama lain dalam pemilihan DBMS :
1. Struktur data
Dibuat
jika data yang disimpan dalam database mengikuti struktur hirarki tertentu
2. Sistem yang dikuasai perancang
Mengurangi
biaya latihan dan waktu belajar jika sistem yang dipilih sudah dikuasai para
programmer
3. Adanya layanan penjual
Keberadaan
fasilitas pelayanan penjual sangat dibutuhkan untuk membantu memecahkan
beberapa masalah sistem.
Fase
4 : Perancangan database secara logika (pemetaan model data)
Membuat sebuah skema
konseptual dan skema eksternal pada model data dari DBMS yang terpilih. Fase
ini dilakukan oleh pemetaan skema konseptual dan skema eksternal yang
dihasilkan pada fase 2.
Pada fase ini, skema
konseptual ditransformasikan dari model data tingkat tinggi yang digunakan pada
fase 2 ke dalam model data dari DBMS yang dipilih pada fase 3. Pemetaannya dapat
diproses dalam 2 tingkat :
1. Pemetaan system-independent :
Pemetaan
ke dalam model data DBMS dengan tidak mempertimbangkan karakteristik atau
hal-hal yang khusus yang berlaku pada implementasi DBMS dari model data tsb.
2. Penyesuaian skema ke DBMS yang
spesifik :
Membuat
pengaturan skema yang dihasilkan pada
langkah 1 agar dapat disesuaikan pada implementasi khusus di masa depan dari
suatu model data yang digunakan pada DBMS yang dipilih.
Hasil
dari fase ini memakai perintah-perintah DDL dalam bahasa DBMS yang dipilih yang
menentukan tingkat skema konseptual dan eksternal dari sistem database.
Fase
5 : Perancangan database secara fisik
Adalah proses perancangan
spesifikasi pada database yaitu pemilihan struktur penyimpanan & jalur akses
pada file-file database untuk performa terbaik pada bermacam-macam aplikasi (berhubungan
dengan internal). Pemilihan perancangan database secara fisik :
1.
Response
time : waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu
tanggapan, seperti waktu akses database untuk data item yang ditunjuk oleh
suatu transaksi. Response time juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak
berada di bawah pengawasan DBMS, seperti:
-
penjadwalan sistem operasi
-
penundaan komunikasi.
2.
Space
utility : jumlah ruang penyimpanan yang digunakan oleh
file-file database dan struktur jalur akses
3.
Transaction
throughput : rata-rata jumlah transaksi yang dapat
diproses per menit oleh sistem database, dan merupakan parameter kritis dari
sistem transaksi. Hasil dari fase ini adalah penentuan awal dari struktur
penyimpanan dan jalur akses untuk filefile database.
Fase
6 : Implementasi sistem database
Implementasi seperti
berikut : Perintah-perintah dalam DDL dan SDL dari DBMS yang dipilih, dihimpun
dan digunakan untuk membuat skema database dan file-file database (yang
kosong). Sekarang database tsb dimuat (disatukan) dengan datanya.
Mungkin saja ada data yang
perlu dirubah dari sistem sebelumnya. Perubahan-perubahan yang rutin mungkin
diperlukan untuk format ulang datanya yang kemudian dimasukkan ke database yang
baru.
Pada saat transaksi untuk
database telah siap dan data telah dimasukkan ke dalam database, maka fase
perancangan dan implementasi telah selesai, dilanjutkan fase operasional dari
sistem database.
Sebuah sistem database merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang lebih besar.
4. Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan suatu
model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara
abstrak. ERD juga menggambarkan hubungan antara satu entitas yang memiliki
sejumlah atribut dengan entitas yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi.
ERD digunakan oleh perancang sistem untuk memodelkan data yang nantinya akan
dikembangkan menjadi database. Terdapat banyak notasi ERD seperti notasi Chen, Martin, El Masri dan Korth, namun pada dasarnya semua
memiliki tujuan yang sama.
http://www.cs.montana.edu/~halla/csci440/n7/figure-7-2.png
1. Entitas
Menunjukkan
objek-objek dasar yang terkait di dalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang,
benda, atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam database.
·
Entitas simpel : Objek yang berdiri
sendiri, bertindak sebagai identifying owner
·
Entitas lemah : Objek yang bergantung
pada entitas biasa, lalu menjadi partial identifier
2.
Atribut
Sering
juga disebut sebagai properti, merupakan keterangan-keterangan yang terkait
pada sebuah entitas yang perlu dsimpan sebagai database. Atribut berfungsi
sebagai penjelas sebuah entitas untuk mengambarkan atribut yang dilakukan.
·
Atribut simpel : atribut yang tidak
dapat dibagi lagi (atomic)
·
Atribut kunci : atribut yang punya nilai
unik (selalu berbeda)
·
Atribut multi-nilai : atribut yang punya
banyak nilai dalam tingkatan yang sama
·
Atribut komposit : atribut yang memiliki
beberapa atribut berbeda di dalamnya
·
Atribut turunan : atribut yang nilainya
bergantung melalui aturan tertentu
3. Relasi
Relasi
atau hubungan adalah kejadian atau transaksi yang terjadi di antara dua entitas
yang keterangannya perlu disimpan dalam database.
·
Relasi / hubungan (Kuat) : relasi antar
entitas induk dan anak yang bergantungan tetapi tidak membawa pengaruh nilai
pada entitas induk dan anak.
·
Relasi / hubungan identifikasi : relasi
antar entitas induk dan anak yang bergantungan dan membawa pengaruh nilai dari entitas induk
ke entitas anak.
4. Garis
Merupakan
penghubung setiap bagian ERD. Terdapat 2 bahasan :
a)
Kardinalitas
Adalah
batas banyak relasi yang terbentuk. Ada beberapa bentuk kardinalitas, jika kita
lihat dari notasi Chen :
1) One
to one = 1 : 1
2) One
to many = 1 : M
3) Many
to one = M : 1
4) Many
to many = M : N
b)
Derajat
relasi
Adalah
batas jumlah entitas yang terhubung dengan relasi. Ada 3 derajat :
1) Unary
relationship : 1 relasi dengan 1 entitas
2) Binary
relatinship : 1 relasi dengan 2 entitas
3) Ternary relationship : 1 relasi dengan 3 entitas
Terimakasih telah berkunjung :)
Sumber:
https://sis.binus.ac.id/2018/02/21/database-system-development-life-cycle/
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-INF106-INF106-Slide-05.pptx
https://www.jagoanhosting.com/blog/erd-apa-sih-itu/
https://lancangkuning.com/post/23928/komponen-erd.html
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-database-system-development-lifecycle/120086/2
http://adi-lecture.blogspot.com/2012/11/entity-relationship-diagram-erd.html
http://www.geocities.ws/inf381/chap10/ch10.htm
Komentar
Posting Komentar